Jumat, 27 Juni 2008

Daftar Riwayat Hidup



N a m a : Ayi Vivananda SH

Tempat/tgl lahir : Bandung, 19 Juni 1967

Alamat : Jalan Sulanjana No. 11 Pav. Bandung

No. Telphone : 0811227271

Pekerjaan : Anggota DPRD Propinsi Jawa Barat

Nama Isteri : Erika Handayani

Riwayat Pendidikan

- Madrasah Assurur Bandung 1972-1978

- SD Pertiwi I Bandung 1978-1979

- SMPN XII Bandung tahun 1979-1982

- SMAN IX Bandung tahun 1982-1985

- Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 1985-1992

- Sekarang sedang menyelesaikan tugas akhir Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran BKU Hak Azasi Manusia

Riwayat Organisasi

- Badan Permusyawaratan Mahasiswa (BPM) UNPAD 1987

- Kelompok Mahasiswa Pengkajian dan Penelitian Hukum (KOMAPPI)

1989

- Pimpinan Redaksi Majalah Mahasiswa fakultas Hukum Unpad, VONIS 1989-1990

- Kelompok Pecinta Alam Mahasiswa Fakultas Hukum Unpad, KALPATARU 1989

- Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jakarta 1991

- Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)

Bandung tahun 1992-1993

- Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia tahun 1996-1999

- Anggota Litbang DPD PDI Jawa Barat tahun 1994

- Wakil Ketua Alumni GMNI Jawa Barat tahun 2001-2006

- Wakil Ketua DPD PDI-Perjuangan Jawa Barat tahun 2000-2005

- Wakil Ketua DPD PDI-Perjuangan Jawa Barat bidang Pemerintahan Daerah dan Pembangunan 2005-2010

Riwayat Pekerjaan

- Direktur LBHN tahun 1993-1995

- Pengacara pada Kantor Hukum Vivananda & Rekan 1998-2004

- Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jawa Barat tahun 2004-2005

- Ketua Fraksi PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat, tahun 2006-sekarang

- Anggota Dewan Penasihat Serikat Pengacara Indonesia Jawa Barat

Hobby

- Jalan Kaki

- Catur

- Bertani

- Penggemar Kesenian Tradisional

Sekilas tentang Ayi Vivananda dalam ragam aktifitas.

Ayi Vivananda lahir di Kota Bandung, pada tanggal 19 Juni 1967. Bandung merupakan kota dimana setiap detik selalu menyaksikan perjalanan Ayi mulai dari melewati masa kecilnya, masa sekolah, kuliah, hingga menyaksikannya berkiprah dalam kancah politik saat ini.

Ayi kecil dibesarkan dalam keluarga yang sudah memperkenalkan prinsip-prinsip idealisme, demokrasi dan dasar-dasar nasionalisme sehingga membentuk watak dan karakter menjadi seorang yang demokratis dan nasionalis seperti hari ini.

Talenta sebagai seorang pemimpin sudah sangat terlihat jelas sejak kecil. Ketika masa sekolah dulu, Ayi selalu menjadi ketua di kelasnya, dan selalu menjadi pemimpin diantara teman-teman bermainnya. Bakatnya untuk menjadi pemimpin terus berlanjut sampai Ayi menjadi Mahasiswa. Hal ini terbukti ketika Ayi pernah memimpin beberapa organisasi baik di tingkat Kota Bandung, Jawa Barat bahkan sampai tingkat Nasional.

Ketika menjadi mahasiswa, watak kepemimpinannya semakin teruji, manakala dinamika Gerakan Mahasiswa tahun ’90an yang sangat dinamis ditambah dengan refresifnya rezim yang berkuasa saat itu menekan setiap gerakan yang dilakukan mahasiswa, membuat wataknya sebagai pemimpin menjadi semakin kuat.

Dunia gerakan Mahasiswa itu pulalah yang telah membentuk karakter Ayi Vivananda menjadi sosok pribadi yang demokratis, egaliter, memegang teguh prinsip-prinsip nasionalisme dan memperkuat rasa solidaritas serta kepedulian sosialnya. Hal itu pula yang kemudian menjadikannya selalu dekat dengan persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat dan tak pernah bisa tinggal diam ketika melihat adanya ketidakadilan yang terjadi di depan matanya.

Banyak hal yang telah dilakukan Ayi semasa menjadi Mahasiswa, seperti pembelaan kasus pembredelan Majalah Tempo, Advokasi Kasus tanah Cibeureum, Advokasi kasus tanah di daerah Pamegatan - Cikajang Garut serta advokasi atas hak-hak para penyandang cacat netra yang merupakan sebagian langkah advokasi yang pernah dilakukannya. Bahkan sebagai wujud keberpihakannya bagi para penyandang cacat netra, digagasnya pula sebuah wadah yang dinamakan Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia) di Kota Bandung. Serta beragam gerakan lainnya yang semakin menunjukan bukti keberpihakan dan kepeduliannya terhadap persoalan-persoalan rakyat.

Ketika menjadi mahasiswa pula, keberpihakannya terhadap lingkungan menjadikannya sebagai seorang aktivis lingkungan hidup pula. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) merupakan rumah kesekian baginya dalam berekspresi dalam memperjuangkan idealismenya. Ini menunjukan betapa besar perhatian Ayi Vivananda terhadap pelestarian lingkungan hidup.

Diawal menjadi pengacara, bersama teman-temannya semasa menjadi aktivis mahasiswa, menggagas dan mendirikan Lembaga Bantuan Hukum Nusantara (LBHN) dan pada saat itu pula Ayi langsung dipercaya sebagai Direkturnya. Ketika menjadi Direktur LBHN banyak persoalan-persolan rakyat yang dia bantu dan selesaikan seperti membela kasus Choky yang dituduh melakukan penghinaan terhadap Presiden, kasus tanah Cibeureum, kasus kerusuhan Tasikmalaya dan lain-lain.

Semasa menjadi pengacara pula, Ayi berhasil membebaskan seorang TKW bernama Pipin Rundayani, asal Kiaracondong Bandung, yang diancam dengan tuntutan hukuman pancung di negara tempatnya bekerja sebagai buruh migran.

Diawal kariernya sebagai politisi di lembaga legislatif, dengan lantang Ayi menolak pembagian Pakaian/seragam Jas untuk pelantikan dirinya sebagai Anggota DPRD Popinsi Jawa Barat.

Sebagai Politisi sekaligus wakil rakyat dari Fraksi PDIP DPRD Propinsi Jawa Barat, diantaranya Ayi Vivananda berhasil menggagas Peraturan Daerah mengenai Perlindungan terhadap Penyandang Cacat, Peraturan Daerah mengenai Perlindungan Korban Trafficking, Peraturan Daerah mengenai Perlindungan Pasar Tradisional.

Sebagai bentuk apresiasi besarnya terhadap kelestarian kesenian tradisional, Ayi Vivananda menjadi pengasuh salah satu perkumpulan Seni Benjang di Kampung Pasirpari, Cimekar. Beberapa kesenian tradisional yang pernah dipelajarinya semasa kecil, semakin membuatnya sadar bahwa secara filosopis, berkesenian merupakan cara untuk menyeimbangkan jiwa dan emosi dalam menjalani rutinitas kehidupannya sekarang.

Dalam usahanya membangun perekonomian masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan hidup petani, pembentukan kelompok-kelompok tani menjadi salah satu perhatian besarnya. Dimana dalam pendirian kelompok-kelompok tani tersebut, ditanamkan pula paradigma-pardigma pemikiran baru kepada para petani tradisional, dalam hal teknik pertanian yang dapat mensejahterakan kehidupan para petani. Seperti halnya ketika mendirikan kelompok tani AGRIPARI di Cileunyi.

Kesempatan yang didapatnya untuk maju dalam Pilwalkot Kota Bandung, tidak dimaknainya hanya sekedar sebuah kompetisi politik belaka. Namun membalas jasa pada Kota Bandung serta masyarakatnya yang senantiasa turut mendampingi langkahnya hingga Ayi Vivananda seperti sekarang, adalah merupakan cita-cita dan kewajiban baginya.